Senin, 27 Juni 2011

TIPS MENGHADAPI UJIAN POTENSI AKADEMIK

Tips Menghadapi Tes Potensi Akademik


BY : DJAY



Sesudah tidak berhasil – rasanya sih; perasaan tidak berdaya itu bener-bener nggak enak ya – menghadapi Tes Potensi Akademik (TPA) hari Kamis (28/02) lalu, gw beranikan diri untuk menyusun beberapa tips untuk menghadapinya. Paling nggak buat nanti kalo ngadepin tes ini lagi, gw bisa baca sendiri daftar ini.

Soal-soal TPA tidak dirancang untuk dijawab semuanya. Kita ambil soal matematika dasarnya sebagai contoh. 90 soal, 60 menit. Berarti 1 soal 40 detik. Orang jenius macam apa yang bisa ngerjain setiap soal dalam 40 detik? Baca soalnya aja udah 20 detik sendiri. Jadi, strateginya adalah dalam 20 detik membaca soal itu kita sudah tentukan, soal ini gampang atau tidak. Kalo susah, ya tinggal aja, kerjain yang lain. TPA itu soalnya 250 biji, jadi jangan kuatir kehabisan soal.
* Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. Ini mungkin trik kuno, tapi beneran harus dipraktekkan. Biasanya yang di depan-depan itu lebih susah dan lebih makan waktu, jadi coba mulai dari bagian belakang. I cannot stress this more, guys.
* Untuk bagian matematika, hafalkan perkalian, pecahan, persentase, perpangkatan, dan desimal yang sederhana. Ini membantu banget pas ngitung lho, bisa jadi lebih cepat. Gw dah bikinin nih file-nya yang bisa langsung dipelajari (UPDATE: kalo nggak bisa download dari situ, bisa pake link alternatifnya).
* Beli buku-buku TPA ,tapi untuk bisa membayangkan soal TPA yang sesungguhnya, kalikan kesulitannya tiga kali. OTO BAPPENAS memang nggak kira-kira bikin soalnya. Gw udah review beberapa buku yang gw beli untuk siap-siap kemarin.
* Untuk menaklukkan soal-soal bahasa Indonesia, sering-sering baca kolom-kolom di koran. You know, those on the editorial pages. Soal-soal bacaan/wacananya kebanyakan diambil dari sana. Kalo nemu kata-kata yang aneh, segera konsultasikan dengan kamus Bahasa Indonesia.
* Coba ingat beberapa istilah kunci di bidang statistik. Ini keluar di beberapa nomor pertanyaan Bahasa Indonesia. Misalnya: variansi, simpangan baku, dan semacamnya.
*Untuk beberapa soal sinonim atau antonim, bisa membantu kalau kita terjemahkan dulu ke bahasa lain, Inggris, misalnya. Kemarin ada nih soal yang seperti, tapi gw lupa contohnya. Intinya, dari soalnya, gw terjemahkan dulu ke bahasa inggris, baru cari antonim/sinonimnya. Kadang bisa jauh lebih mudah.
*Sisakan waktu untuk “nembak”. Jelas. Lihat butir nomor satu. Nggak ada nilai minus kok.
* Kalau punya waktu dan dana lebih, lebih baik coba ikut tes sungguhan di OTO BAPPENAS. Soal-soal TPA akan susah dibayangkan kalau belum ngalami sendiri. Sarana terbaik mendingan ikutan tes sungguhan aja. Temen gw ada yang ikut seperti ini, dan mereka merasa lebih siap jadinya. Biayanya kalau nggak salah sekitar IDR 350,000.
* Jangan terpengaruh orang lain. Kalo kita lihat orang lain pas ngerjain, bisa jadi dia udah jawab lebih banyak soal. Bisa bikin minder dan mengacaukan mental. Nggak usah peduli, kerjain aja punya kita sendiri.
* Pertimbangkan untuk ikut bimbingan belajar untuk TPA. Kata temen gw, bimbingan model begini lumayan membantu karena di sana diajarkan beberapa pola untuk menjawab pertanyaan TPA.


-Jangan mengerjakan soal yang mudah tetapi waktunya lama
-Jangan tekun, panik dan penasaran dalam menjawab soal-soal yang sulit
-Bila tidak bisa, ya nyerah saja deh, dan jangan sekali-kali jawabannya zig-zag
-Harus hafal angka pecahan, decimal dan persen serta bilangan factorial
-Harus hapal bilangan prima dan prima kuadratnya
-Harus hapal bilangan sampai pada pangkat tiga dan juga akarnya
-Fokus pada waktu saudara mengerjakan soal dan jangan kalah mental
-Ambillah peluang pada soal-soal di sub-test 1 dan sub-test 3
Setiap soal pembagian, solusinya harus dengan perkalian
Makna kata sebagian = sejumlah = tidak semua = sementara = beberapa
Pada soal verbal fokuskan perhatian saudara pada kalimat kedua dan konteks pertanyaannya
- Sebelum membaca teks, sebaiknya baca dulu pertanyaannya
-Bawalah perlengkapan alat tulis yang cukup banyak dan penghapus yang baik
-Jangan meninggalkan soal tanpa diisi secara langsung. Hal ini penting dalam mengisi nomor soal.